Posted by : Cahya Changcut Jumat, 11 Mei 2012

"Ngaku orang Jakarta tapi sejarahnya aja ga tau"

Museum sejarah Jakarta atau dikenal dengan nama "Museum Fatahillah" adalah sebuah bangunan bergaya barok klasik yang berada di taman fatahillah dan keberadaannya perlu dilestarikan. Gedung tersebut sangatlah penting buat generasi penerus negeri ini,karena bangsa yang besar yaitu bangsa yang tidak melupakan sejarah.

History of Museum sejarah Jakarta
Staadhuis itulah nama semula gedung Museum Sejarah Jakarta yang berada dijalan Taman Fatahillah Nomor 1 Jakarta Barat. Luas areal seluruhnya 13.588 m2, dan bangunan yang berada diatasnya tersebut, dilindungi oleh Pemerintah Pusat maupu Pemerintah Daerah Khusus Ibukota Jakarta (Keputusan Mendikbud No.28/M/1988 dan keputusan Gubernur DKI Jakarta No.475 tahun 1993).Pada tahun 1925 sampai Jepang masuk ke Indonesia, gedung Staadhuis tersebut menjadi Balaikota Propinsi Jawa Barat oleh pemerintah Hindia Belanda. Setelah perang kemerdekaan sampai dengan bulan desember 1945 menjadi Balai kota Propinsi Jawa Barat dan selanjutnya dijadikan Kantor Kodim 0503 Jakarta Barat, sedangkan dibagian belakang untuk tempat tinggal keluarga. Ketika dijadikan kantor KODIM 0503, Taman Fatahillah didepannya yang luas itu pernah berfungsi sebagai terminal bis kota. Akhirnya pada tahun 1972 Pemerintah DKI Jakarta memugar gedung tersebut dan diresmikan sebagai menjadi Museum Sejarah Jakarta pada tanggal 30 Maret 1974.

Sinau Wisata Ala SMP Kartika Jawa Timur

Pada hari Kamis tanggal 10 mei 2012 kemarin, SMP Kartika mengadakan studi wisata ke Museum Sejarah Jakarta. Di museum tersebut bisa terlihat anak-anak sangat antusias mengikuti bimbingan dari guru . Guru menjelaskan tentang sejarah Jakarta ,dari awal di bangun sampai sekarang. "Jangan sampai yah , kita sebagai warga Indonesia melupakan sejarah sendiri, ngaku orang Jakarta tapi sejarahnya aja ga tau", itulah kata-kata yang diucapkan oleh salah satu guru pembimbing SMP tersebut. Dari ucapan guru tersebut, beliau sangat berharap anak-anak didiknya mengetahui sejarah,dan kalau bisa menjadi bagian dari sejarah Indonesia.


Urutan Gubernur DKI Jakarta

Disini saya akan mengurutkan kepemimpinan gubernur Jakarta sejak Kemerdekaan Republik Indonesia. Nama-namanya adalah :

1. Suwiryo 1945-1947
2. Daan Jahja 1948-1950
3. Suwiryo 1950-1951
4. Syamsurijal 1951-1953
5. Sudiro 1953-1960
6. Dr. Soemarno 1960-1964
7. Henk Ngantung 1964-1965
8. Dr. Soemarno 1965-1966
9. Ali Sadikin 1966-1977
10. Tjokropranolo 1977-1982
11. Soeprapto 1982-1987
12. Wiyogo Atmodarminto 1987-1992
13. Soerjadi Soedirdja 1992-1997
14. Sutiyoso 1997-2007
15. Fauzi Bowo 2007-2012

Prasasti Tugu

Prasasti Tugu adalah salah satu prasasti yang berasal dari Kerajaan Tarumanagara. Prasasti tersebut isinya menerangkan penggalian Sungai Candrabaga oleh Rajadirajaguru dan penggalian Sungai Gomati oleh Purnawarman pada tahun ke-22 masa pemerintahannya. Penggalian sungai tersebut merupakan gagasan untuk menghindari bencana alam berupa banjir yang sering terjadi pada masa pemerintahan Purnawarman, dan kekeringan yang terjadi pada musim kemarau. 




Pakaian Adat Suku Badui

Baduy juga adalah nama sebuah kelompok masyarakat adat Sunda di BantenIndonesia. Lihat orang Baduy (Indonesia).
Suku Badui merupakan salah satu dari suku asli di Arab. Perawakan suku Badui yang khas menyebabkan suku ini dapat langsung dikenali. Perawakannya sebagaimana ditulis dalam buku-buku sejarah Arab: suku ini berperawakan tinggi, dengan hidung mancung. Lain halnya dengan suku pendatang yang ada di Arab, suku Badui tetap mempertahankan budaya dan cara hidup mengembara.Suku Badui atau Badawi adalah sebuah suku pengembara yang ada di Jazirah Arab. Sebagaimana suku-suku pengembara lainnya, suku Badui berpindah dari satu tempat ke tempat lain sembari mengggembalakan kambing.
Istilah sebutan yang mengacu untuk Orang Kanekes sebagai Baduy berasal dari nama ini.


Hukuman Gantung VOC
Pada zaman Hindia Belanda dulu, hukuman mati menjadi pemandangan umum. Bicara soal hukuman mati di Batavia, ternyata jumlahnya cukup banyak , khususnya dari data yang diperoleh dari awal abad ke-18. 

Hukuman gantung pada masa kolonial untuk para kriminal di Batavia, eksekusinya biasanya dilaksanakan di Stadhuisplein (Lapangan Balai Kota) yang kini menjadi Taman Fatahillah di Kota Tua. Namun, pada awal abad ke-20, eksekusi hukuman mati tidak lagi dilakukan di Stadhuisplein, melainkan dilakukan secara tertutup atau bukan di tempat umum. Ketika hukuman gantung berlangsung di Stadhuisplein, si terpidana biasanya dieksekusi mati di tiang gantungan atau dengan pedang, atau bisa juga dengan semacam guillotine (alat eksekusi terkenal zaman Revolusi Prancis dulu).

Tempat Tidur Pada Masa Pemerintahan Belanda
Gambar disamping adalah tempat tidur yang sering dipakai oleh orang-orang penting pada masa pemerintahan Batavia.



Semoga Artikel ini bermanfaat.amin.

Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

Popular Post

Tweet

- Copyright © Cahya Changcut -Cahya Changcut- Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -